ini sedikit cuplikan
Klasifikasi
Ok, siapapun kamu. Mahasiswa yang masuk dengan bantuan joki, yang masuk dengan uang sogokan secara terang-terangan, yang masuk murni melalui tes, yang masuk dengan bekingan nama besar dibelakang, dan entah apalagi sebutannya. Semuanya. Begitu kamu masuk dunia kampus, kuliah, otomatis kamu akan menjadi satu diantara beberapa jenis MAHASISWA :
Mahasiswa aktivis
Secara garis besarnya bisa aja kita bagi cuman menjadi dua jenis. Aktivis yang bergerak di dalam bidang keagamaan, dan yang paling sering di sorot adalah aktivis organisasi islam. Lembaga dakwah kampus nama kerennya. Yang ke dua aktivis non agama kayak pecinta alam, pers, dan lain-lain.
Untuk golongan aktivis ini pun ada beberapa macam jenis makhluknya. Aktivis dengan pembagiannya lagi :
Aktivis murni.
Ini yang dikatakan oleh Gie sebagai mahasiswa yang begitu menyelesaikan tugasnya di organisasi dan menyuarakan suara rakyat kembali ke dunia kuliahnya. Aktivis yang sering kali menjadi ujung tombak sekaligus ujung tombok. Mesti rela jadi bulan-bulanan jika aksinya gagal. Sampai menginap dipenjara mungkin. Kembali memikirkan aksi selanjutnya jika aksi pertama lancar atau gagal. Mengurangi keinginan untuk membeli sesuatu untuk menambal kekurangan dana dalam pergerakan.
Idealisme yang didukung semangat masa muda.
Aktivis cari pacar dan kenalan.
Tujuan untuk masuk ke suatu organisasi tidak lain adalah untuk mencari relasi buat bisnis melalui jaring-jaring organisasi. Khusus yang buaya nambah lagi, nyari kecengan dan nyuri-nyuri waktu buat berduaan di sela waktu pergerakan dan kegiatan organisasi.
Nyari-nyari celah biar bisa satu bagian dengan target incaran. Yang kayak gini ini yang merusak aroma perjuangan dan pergerakan organisasi. Soalnya kalau berbeda pendapat bisa jadi dia nggak bisa mikir rasional, dan bela-belain pendapat targetnya!
Aktivis cari jabatan dan dana dari kampus
Otaknya penuh dengan uang aja nih. Berharap dapat cipratan dari kampus, atau paling nggak mencari muka di depan dosenlah. Hobinya mark-up dana di proposal. Nggak tangung-tanggung kalau naikinnya. Manfaatin rumus sama-sama tahu. Yang diminta tahu di mark-up yang meminta tahu bakalan disangka mark-up. Teruslah budaya itu bertahan jadinya. Mancari cara biar banyak dana yang bisa dikorup! Pamrih bangetlah dalam pergerakan.
Merasa udah bekerja banyak. Merasa pantas mendapat bagian yang banyak. Tapi paling nggak jelas kerja dan nggak konsisten dengan kerjaannya!
Aktivis dadakan dan part time
Aktivis yang iseng nyari kegiatan ketika libur atau buat senang-senang dan pamer ketika ada ospek, penyambutan mahasiswa baru. Bahkan butuh pengumunan kayak lowongan kerja buat narik dia jadi panitia. Ada memang yang lalu akhirnya menjadi full time organisasi.
Aktivis banyak tempat
Mereka ini aktivis yang mengikuti beberapa organisasi sekaligus. Di setiap organisasi bisa jadi mereka lebih banyak sebagi anggota aja. Mereka ada dimana-mana tapi tidak di mana-mana. Hanya aja mereka bisa memilih untuk mengikuti beberapa jenis acara organisasi yang mungkin bertabrakan. Dengan pertimbangan di mana dia menjadi panitia atau mana acara yang lebih menarik baginya.
Aktivis konsep
Ide-idenya ketika rapat atau koordinasi seringkali aneh, unik bahkan mungkin radikal. Tapi jangan terlalu diandalkan untuk mengerjakannya di lapangan. Dia lebih suka untuk mengawasi. Mereka lebih tepat posisinya merancang dan ikut sedikit-sedikit di berbagai bagaian yang berjalan. Seorang arsitek tidak harus turun tangan memegang batu, kan? Karena kadang memang tidak semua arsitek punya keahlian megang batu. Jadi serahkanlah pada ahlinya. Lagipula jika semua dipegang oleh satu orang, kapan akan terjadi perasaan mempunyai diantara semua anggota organisasi, dan kapan bisa terjadi pengkaderan.
Aktivis lapangan.
Ini yang cocok untuk menjadi pekerja teknis. Mungkin dia sibuk, bisa jadi dia tidak sering kelihtan batang hidungnya jika ada suatu kordinasi. Ada yang bisa digunakan, yaitu semangatnya. Cenderung untuk mengerjakan suatu hal yang akan selesai sekali kerja.
Mahasiswa (yang sekarang dianggap) normal
Dari mahasiswa yang kelihatannya dianggap masyarakat sekarang normal, dapat kita bedakan lagi menjadi :
Mahasiswa Bekingan
Dari masuk sampai lulus kuliah, selalu ada orang di belakangnya. Dari joki sampai pembuat tesis! Orang kaya emang nggak perlu susah-susah buat ngambil titel di negeri ini. Dari pengangguran terselubung sampai jadi pejabat karena punya koneksi di pemerintahan! Yang seharusnya jadi tukang sapu aja masih diragukan, malah jadi orang dengan posisi penting karena punya orang dalam di perusahaan.
Mahasiswa IP
Bagi mereka IP adalah segala–galanya. Ip bisa digunakan sebagai alat bujukan agar orangtua ngasi penambahan dana bulanan, atau membangun anggapan kalau dia benaran kuliah dengan baik. Kebanyakan pintar dalam satu hal tapi dongok dalam banyak hal lain! Terutama dongok terhadap keadaan dunia. Ini tipe yang cuman mau selamat sendiri, mikirin hidup untuk kerja atau jadi anak buah perusahaan!
Mahasiswa ala kadar
Mahasiswa yang kuliah sekedarnya. Sekedar ngejalanin aktivitas daripada nganggur. Kuliah bagi dia adalah lanjutan dari rutinitas sekolah yang selama ini dijalani. Biasanya dia kuliah karena disuruh orang tua. Karena teman-teman di sekolahnya juga melanjutkan kuliah. Mungkin ngambil jurusan di kuliah juga hasil suruhan orangtua! Atau nyontek formulir temannya!Hahaha...
Nggak punya pendirian. Terombang-ambing kemana angin berhembus. Bagi dia mah lebih milih jadi ekor harimau daripada kepala kucing!
Mahasiswa dugem
Ini dia mahasiswa kesayangan bagi pengusaha hiburan malam. Cek aja di party-party, mesti banyak dari mahasiswa. Nggak perlu masuk, mereka ini promonya juga dengan membuat majalah gratisan. Atau lihat aja di spanduk-spanduknya, siapa yang menjadi sasaran utamanya. Dari yang baru mencoba sampai yang udah expert teler! Kebanyakan anak-anak orang kaya yang kuliah jauh dari orang tua. Dana kiriman yang mendukung, kebosanan kuliah, dan ajakan teman sudah bisa menjadi racun dari hiburan malam. Ditambah lagi jika sudah mengenal yang namanya, cewek!
Mahasiswa petualang
Ini mahasiswa yang hobi jalan-jalan menyusuri kota-kota baru di sekitaran kota kuliahnnya, terlebih lagi kalau dia perantauan. Dan lebih expert lagi suka menjelajah alam. Tapi biasanya untuk mendukung hobinya masih ngandalin dana dari orang tua. Mandiri di alam nggak mandiri di dompet nih! Begitulah mahasiswa petualang, dana kiriman habis untuk membeli peralatan petualangan, mendaki dan ikut lomba lintas alam.
Mahasiswa peralatan.
Anak orang kaya yang bisa milih seenaknya mau kuliah di mana saja karena uang orangtua yang sangat mencukupi untuk itu. Fasilitas yang didapat mobil, rumah, laptop, dan barang canggih lainnya yang fungsi utamanya untuk dipamerkan. Bisa ngutuk deh ngeliat mahasiswa yang otaknya kayak gini bisa masuk universitas terkenal, kan punya uang! Haha...
Mahasiswa kajian kepribadian.
Nah ini dia mahasiswa yang kelakuannya alim banget. Karena yang diikuti memang kajian yang ngajarin gimana berkelakuan yang baik. Berakhlak yang benar. Tapi seringkali mereka ini jadi hidup di dunia yang suci-suci aja, sekalinya dihadapkan sama masalah dunia nyata sebenarnya di sisi lain dunianya selama ini, mereka gampang ‘lewat’. Nggak bisa ngelawan pemikiran anak-anak pergerakan. Pribadi aja tidak cukup! Otak dan wawasan juga perlu untuk diperluas, kawan! Coba pelajari, baca lagi sejarah manusia yang menjadi suri tauladan, apakah karena kepribadiannya beliau dimusuhi?
Mahasiswa pergerakan.
Kajian yang diikuti mahssiwa semacam ini kajian pemikiran. Mereka juga biasanya gabung dengan organsiasi pergerakan. Tapi jangan salah, nggak semuanya anak baik, nggak semua pergerakan itu benar. Ada yang juga kacau pemikirannya, salah ikut kajian, kiblatnya ke om marx, wah cilakalah kawan.
Mahasiswa kutu buku.
Kehadirannya bisa jadi membuat kita bosan menjumpai wajahnya di pameran buku dan toko buku. Manusia yang dibentuk oleh buku. Kebanyakan bukan buku teks kuliah yang mengisi kamarnya. Beragam buku. Dari yang dulunya dilarang sampai buku katalog gratisan dari penerbit, bisa jadi dia punya. Juga punya hobi untuk mengikuti bedah buku dan diskusi yang dipantik melalui suatu buku.
Mahasiswa wisata.
Menjelajah berbagai tempat wisata di kota kuliahnya. Sering menjadi pencetus di antara gank-nya untuk mengisi hari libur ke tempat-tempat liburan, wisata ala mahasiswa.
Dan yang baru ada istilahnya setelah banyak acara kuliner, mahasiswa wisata kuliner. Jika ingin mencari rekomendasi tempat makan yang enak, kadang mahal, dia orang yang tepat untuk ditanyai. Tipe yang disukai para cewek yang hobi jalan di kota nih.
Mahasiswa enterpreneur.
Percaya kalau bisnis itu harus dirintis dari kecil. mempunyai pandangan bahwa kuliah adalah saat yang tepat untuk menjaring relasi yang luas, dan mendapatkan link yang bagus. Ada juga yang sekedar nyalurin hobi, membunuh kebosanan kuliah, tapi jarang yang mempraktekkan ilmu kuliah. Ilmu kuliah sekarang memang sulit utuk langsung diterapkan. Bagi yang berkuliah teori mesti menunggu lulus baru bisa nerapin ilmunya, itu pun kadang mentok jadi menjelaskan lagi teori itu kepada mahasiswa yang lebih muda.
Mahasiswa teknologi.
Kadang juga menjadi mahasiswa maya. Langganan internet sibuk chatting, download komik, film yang menyita sebagian besar waktunya di kamar. Hidupnya ntar hidup dan hidup. Padahal hidup itu sendiri seperti sebuah mimpi, seperti dunia maya yang nantinya akan berakhir dan menjalani kehidupan nyata di dunia lain. Sama seperti jika dia terkena pemadaman listrik yang membuatnya sadar bahwa masih ada kehidupan selain di dalam dunia mayanya.
Mahasiswa semua organisasi.
Tidak cuman satu organisasi yang diikuti. Kesannya kurang kerjaan sampai ikut beberapa organisasi. Yang mesti pandi-pandai diakalinya, biasanya sulit dan mesti dikorbanin salah satu, adalah ketika terjadi bentrok kegiatan organisasi. Mending kalau dia menjabat sebagai ketuanya,bisa ngatur dan nyocokin agenda biar nggak tabrakan dan mengikuti semua acara yang dilaksanakan. Dan kekurangannya seringkali mahasiswa jenis ini sulit fokus disalah satu organisasi dan menjadi orang inti diberbagai organisasi sekaligus. Yang paling baik memang seperti orang jepang yang sekali bekerja di satu perusahaan sampai pensiun, lalu mati. Kejamnya gitu, alias sangat setia dengan satu perusahaan.
Tapi tetap sih dia bakalan biasanya lebih condong ke salah satu organsiasi, yang lainnya itu sebagai penambah wawasan dan link aja. Di sinilah gunanya, mahasiswa jenis berikut ini.
Mahasiswa satu-satunya organisasi.
Bisa jadi ini sekedar untuk tahu aja, tapi ada juga yang emang benaran fokus ke satu organsisasi yang diikutinya ini, dan biasanya insyaAllah menjadi orang inti, yang disetiap kegiatan kamu bakalan bosan ngeliat wajah dia-dia lagi dia lagi-lagi dia. Sepenuh hati deh dia ngikutin kegiatan dan ngerencanain masa depan organisasinya, selama dia menjadi anggota tentunya. Tidak jarang sampai udah jadi alumnus pun masih berusaha ngasi kontribusi dengan cara yang berbeda.
Mahasiswa bea siswa.
Kadang suatu yang menyenangkan jika kita bisa melakukan sesuatu yang menarik dan dibiayai oleh suatu lembaga, terlebih untuk keadaan negara seperti sekarang ini. Pemerintah yang ada memang sulit untuk diharapkan mensehjaterakan rakyatnya di bidang pendidikan. Maka bea siswa yang diberikan oleh suatu lembaga menjadi tumpuan harapan bagi banyak otak cerdas tapi kurang biaya. Ironinya mereka tentu saja dipaksa tunduk oleh kemauan lembaga yang memberi bea siswa tadi. Pemikiran pun tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan pemikiran yang berkembang di lembaga. Bea siswa menang tidak hanya satu jenis, tapi secara umum begitulah gembarannya.
Yang menyebalkan kadang banyak mahasiswa jenis ini yang sebenarnya tidak malu untuk memiskinkan dirinya! Jelas syaratnya penghasilan tidak lebih dari sekian, satu juta misalnya, dan dia sendiri saja sudah mendapat kiriman perbulannya setengah dari jumlah itu, eh masih berani ngajuin diri. Coba pikir secara logika sederhana aja, untuk mengirim kepada anaknya tentunya orang tua juga telah menyisakan untuk mereka sendiri, kebutuhan hidupnya. Jika yang dikirim sudah bisa hidup senang secara materi? Dan kemungkinan besar, mestinya kebutuhan orang tua lebih besar dari pada anak, karena mereka hidup berdua atau lebih, membayar ini itu yang tidak dibayar oleh anak yang nge kost!
Mahasiswa pindah-pindah.
Setiap semesteran berlalu menjelang, sudah beda lagi tempat kost-nya. Alasannya, biar makin banyak kenalan. Kost-baru teman baru, begitu katanya, meski tidak selalu berkesan. Kehidupan mahasiswa kan lebih banyak individualitasnya, kecuali mungkin di kampus dan teman se-gank senggol kost, atau sewilayah asal.
Yang lebih makan biaya dan menguras energi, waktu, pikiran dan emosi adalah mahasiswa pindah juruan. Ini masih menjadi penyakit di tahun-tahun pertama kuliah. Tidak jarang juga yang trekena penyakit ini mahasiswa yang udah bangkotan dan hampir lulus malah! Dari yang mulai sekedar pindah jurusan sampai pindah universitas sekalian. Dari yang merasa salah jurusan sampai yang memang target utamanya dari awal bukan universitas itu.
Baru segitu klasifikasi mahasiswa yang bisa aku pantau dan golongkan. Dan bagaikan kepribadian, setiap mahasiswa bisa jadi tergolong dalam beberapa pembagian tersebut.
Klasifikasi
Ok, siapapun kamu. Mahasiswa yang masuk dengan bantuan joki, yang masuk dengan uang sogokan secara terang-terangan, yang masuk murni melalui tes, yang masuk dengan bekingan nama besar dibelakang, dan entah apalagi sebutannya. Semuanya. Begitu kamu masuk dunia kampus, kuliah, otomatis kamu akan menjadi satu diantara beberapa jenis MAHASISWA :
Mahasiswa aktivis
Secara garis besarnya bisa aja kita bagi cuman menjadi dua jenis. Aktivis yang bergerak di dalam bidang keagamaan, dan yang paling sering di sorot adalah aktivis organisasi islam. Lembaga dakwah kampus nama kerennya. Yang ke dua aktivis non agama kayak pecinta alam, pers, dan lain-lain.
Untuk golongan aktivis ini pun ada beberapa macam jenis makhluknya. Aktivis dengan pembagiannya lagi :
Aktivis murni.
Ini yang dikatakan oleh Gie sebagai mahasiswa yang begitu menyelesaikan tugasnya di organisasi dan menyuarakan suara rakyat kembali ke dunia kuliahnya. Aktivis yang sering kali menjadi ujung tombak sekaligus ujung tombok. Mesti rela jadi bulan-bulanan jika aksinya gagal. Sampai menginap dipenjara mungkin. Kembali memikirkan aksi selanjutnya jika aksi pertama lancar atau gagal. Mengurangi keinginan untuk membeli sesuatu untuk menambal kekurangan dana dalam pergerakan.
Idealisme yang didukung semangat masa muda.
Aktivis cari pacar dan kenalan.
Tujuan untuk masuk ke suatu organisasi tidak lain adalah untuk mencari relasi buat bisnis melalui jaring-jaring organisasi. Khusus yang buaya nambah lagi, nyari kecengan dan nyuri-nyuri waktu buat berduaan di sela waktu pergerakan dan kegiatan organisasi.
Nyari-nyari celah biar bisa satu bagian dengan target incaran. Yang kayak gini ini yang merusak aroma perjuangan dan pergerakan organisasi. Soalnya kalau berbeda pendapat bisa jadi dia nggak bisa mikir rasional, dan bela-belain pendapat targetnya!
Aktivis cari jabatan dan dana dari kampus
Otaknya penuh dengan uang aja nih. Berharap dapat cipratan dari kampus, atau paling nggak mencari muka di depan dosenlah. Hobinya mark-up dana di proposal. Nggak tangung-tanggung kalau naikinnya. Manfaatin rumus sama-sama tahu. Yang diminta tahu di mark-up yang meminta tahu bakalan disangka mark-up. Teruslah budaya itu bertahan jadinya. Mancari cara biar banyak dana yang bisa dikorup! Pamrih bangetlah dalam pergerakan.
Merasa udah bekerja banyak. Merasa pantas mendapat bagian yang banyak. Tapi paling nggak jelas kerja dan nggak konsisten dengan kerjaannya!
Aktivis dadakan dan part time
Aktivis yang iseng nyari kegiatan ketika libur atau buat senang-senang dan pamer ketika ada ospek, penyambutan mahasiswa baru. Bahkan butuh pengumunan kayak lowongan kerja buat narik dia jadi panitia. Ada memang yang lalu akhirnya menjadi full time organisasi.
Aktivis banyak tempat
Mereka ini aktivis yang mengikuti beberapa organisasi sekaligus. Di setiap organisasi bisa jadi mereka lebih banyak sebagi anggota aja. Mereka ada dimana-mana tapi tidak di mana-mana. Hanya aja mereka bisa memilih untuk mengikuti beberapa jenis acara organisasi yang mungkin bertabrakan. Dengan pertimbangan di mana dia menjadi panitia atau mana acara yang lebih menarik baginya.
Aktivis konsep
Ide-idenya ketika rapat atau koordinasi seringkali aneh, unik bahkan mungkin radikal. Tapi jangan terlalu diandalkan untuk mengerjakannya di lapangan. Dia lebih suka untuk mengawasi. Mereka lebih tepat posisinya merancang dan ikut sedikit-sedikit di berbagai bagaian yang berjalan. Seorang arsitek tidak harus turun tangan memegang batu, kan? Karena kadang memang tidak semua arsitek punya keahlian megang batu. Jadi serahkanlah pada ahlinya. Lagipula jika semua dipegang oleh satu orang, kapan akan terjadi perasaan mempunyai diantara semua anggota organisasi, dan kapan bisa terjadi pengkaderan.
Aktivis lapangan.
Ini yang cocok untuk menjadi pekerja teknis. Mungkin dia sibuk, bisa jadi dia tidak sering kelihtan batang hidungnya jika ada suatu kordinasi. Ada yang bisa digunakan, yaitu semangatnya. Cenderung untuk mengerjakan suatu hal yang akan selesai sekali kerja.
Mahasiswa (yang sekarang dianggap) normal
Dari mahasiswa yang kelihatannya dianggap masyarakat sekarang normal, dapat kita bedakan lagi menjadi :
Mahasiswa Bekingan
Dari masuk sampai lulus kuliah, selalu ada orang di belakangnya. Dari joki sampai pembuat tesis! Orang kaya emang nggak perlu susah-susah buat ngambil titel di negeri ini. Dari pengangguran terselubung sampai jadi pejabat karena punya koneksi di pemerintahan! Yang seharusnya jadi tukang sapu aja masih diragukan, malah jadi orang dengan posisi penting karena punya orang dalam di perusahaan.
Mahasiswa IP
Bagi mereka IP adalah segala–galanya. Ip bisa digunakan sebagai alat bujukan agar orangtua ngasi penambahan dana bulanan, atau membangun anggapan kalau dia benaran kuliah dengan baik. Kebanyakan pintar dalam satu hal tapi dongok dalam banyak hal lain! Terutama dongok terhadap keadaan dunia. Ini tipe yang cuman mau selamat sendiri, mikirin hidup untuk kerja atau jadi anak buah perusahaan!
Mahasiswa ala kadar
Mahasiswa yang kuliah sekedarnya. Sekedar ngejalanin aktivitas daripada nganggur. Kuliah bagi dia adalah lanjutan dari rutinitas sekolah yang selama ini dijalani. Biasanya dia kuliah karena disuruh orang tua. Karena teman-teman di sekolahnya juga melanjutkan kuliah. Mungkin ngambil jurusan di kuliah juga hasil suruhan orangtua! Atau nyontek formulir temannya!Hahaha...
Nggak punya pendirian. Terombang-ambing kemana angin berhembus. Bagi dia mah lebih milih jadi ekor harimau daripada kepala kucing!
Mahasiswa dugem
Ini dia mahasiswa kesayangan bagi pengusaha hiburan malam. Cek aja di party-party, mesti banyak dari mahasiswa. Nggak perlu masuk, mereka ini promonya juga dengan membuat majalah gratisan. Atau lihat aja di spanduk-spanduknya, siapa yang menjadi sasaran utamanya. Dari yang baru mencoba sampai yang udah expert teler! Kebanyakan anak-anak orang kaya yang kuliah jauh dari orang tua. Dana kiriman yang mendukung, kebosanan kuliah, dan ajakan teman sudah bisa menjadi racun dari hiburan malam. Ditambah lagi jika sudah mengenal yang namanya, cewek!
Mahasiswa petualang
Ini mahasiswa yang hobi jalan-jalan menyusuri kota-kota baru di sekitaran kota kuliahnnya, terlebih lagi kalau dia perantauan. Dan lebih expert lagi suka menjelajah alam. Tapi biasanya untuk mendukung hobinya masih ngandalin dana dari orang tua. Mandiri di alam nggak mandiri di dompet nih! Begitulah mahasiswa petualang, dana kiriman habis untuk membeli peralatan petualangan, mendaki dan ikut lomba lintas alam.
Mahasiswa peralatan.
Anak orang kaya yang bisa milih seenaknya mau kuliah di mana saja karena uang orangtua yang sangat mencukupi untuk itu. Fasilitas yang didapat mobil, rumah, laptop, dan barang canggih lainnya yang fungsi utamanya untuk dipamerkan. Bisa ngutuk deh ngeliat mahasiswa yang otaknya kayak gini bisa masuk universitas terkenal, kan punya uang! Haha...
Mahasiswa kajian kepribadian.
Nah ini dia mahasiswa yang kelakuannya alim banget. Karena yang diikuti memang kajian yang ngajarin gimana berkelakuan yang baik. Berakhlak yang benar. Tapi seringkali mereka ini jadi hidup di dunia yang suci-suci aja, sekalinya dihadapkan sama masalah dunia nyata sebenarnya di sisi lain dunianya selama ini, mereka gampang ‘lewat’. Nggak bisa ngelawan pemikiran anak-anak pergerakan. Pribadi aja tidak cukup! Otak dan wawasan juga perlu untuk diperluas, kawan! Coba pelajari, baca lagi sejarah manusia yang menjadi suri tauladan, apakah karena kepribadiannya beliau dimusuhi?
Mahasiswa pergerakan.
Kajian yang diikuti mahssiwa semacam ini kajian pemikiran. Mereka juga biasanya gabung dengan organsiasi pergerakan. Tapi jangan salah, nggak semuanya anak baik, nggak semua pergerakan itu benar. Ada yang juga kacau pemikirannya, salah ikut kajian, kiblatnya ke om marx, wah cilakalah kawan.
Mahasiswa kutu buku.
Kehadirannya bisa jadi membuat kita bosan menjumpai wajahnya di pameran buku dan toko buku. Manusia yang dibentuk oleh buku. Kebanyakan bukan buku teks kuliah yang mengisi kamarnya. Beragam buku. Dari yang dulunya dilarang sampai buku katalog gratisan dari penerbit, bisa jadi dia punya. Juga punya hobi untuk mengikuti bedah buku dan diskusi yang dipantik melalui suatu buku.
Mahasiswa wisata.
Menjelajah berbagai tempat wisata di kota kuliahnya. Sering menjadi pencetus di antara gank-nya untuk mengisi hari libur ke tempat-tempat liburan, wisata ala mahasiswa.
Dan yang baru ada istilahnya setelah banyak acara kuliner, mahasiswa wisata kuliner. Jika ingin mencari rekomendasi tempat makan yang enak, kadang mahal, dia orang yang tepat untuk ditanyai. Tipe yang disukai para cewek yang hobi jalan di kota nih.
Mahasiswa enterpreneur.
Percaya kalau bisnis itu harus dirintis dari kecil. mempunyai pandangan bahwa kuliah adalah saat yang tepat untuk menjaring relasi yang luas, dan mendapatkan link yang bagus. Ada juga yang sekedar nyalurin hobi, membunuh kebosanan kuliah, tapi jarang yang mempraktekkan ilmu kuliah. Ilmu kuliah sekarang memang sulit utuk langsung diterapkan. Bagi yang berkuliah teori mesti menunggu lulus baru bisa nerapin ilmunya, itu pun kadang mentok jadi menjelaskan lagi teori itu kepada mahasiswa yang lebih muda.
Mahasiswa teknologi.
Kadang juga menjadi mahasiswa maya. Langganan internet sibuk chatting, download komik, film yang menyita sebagian besar waktunya di kamar. Hidupnya ntar hidup dan hidup. Padahal hidup itu sendiri seperti sebuah mimpi, seperti dunia maya yang nantinya akan berakhir dan menjalani kehidupan nyata di dunia lain. Sama seperti jika dia terkena pemadaman listrik yang membuatnya sadar bahwa masih ada kehidupan selain di dalam dunia mayanya.
Mahasiswa semua organisasi.
Tidak cuman satu organisasi yang diikuti. Kesannya kurang kerjaan sampai ikut beberapa organisasi. Yang mesti pandi-pandai diakalinya, biasanya sulit dan mesti dikorbanin salah satu, adalah ketika terjadi bentrok kegiatan organisasi. Mending kalau dia menjabat sebagai ketuanya,bisa ngatur dan nyocokin agenda biar nggak tabrakan dan mengikuti semua acara yang dilaksanakan. Dan kekurangannya seringkali mahasiswa jenis ini sulit fokus disalah satu organisasi dan menjadi orang inti diberbagai organisasi sekaligus. Yang paling baik memang seperti orang jepang yang sekali bekerja di satu perusahaan sampai pensiun, lalu mati. Kejamnya gitu, alias sangat setia dengan satu perusahaan.
Tapi tetap sih dia bakalan biasanya lebih condong ke salah satu organsiasi, yang lainnya itu sebagai penambah wawasan dan link aja. Di sinilah gunanya, mahasiswa jenis berikut ini.
Mahasiswa satu-satunya organisasi.
Bisa jadi ini sekedar untuk tahu aja, tapi ada juga yang emang benaran fokus ke satu organsisasi yang diikutinya ini, dan biasanya insyaAllah menjadi orang inti, yang disetiap kegiatan kamu bakalan bosan ngeliat wajah dia-dia lagi dia lagi-lagi dia. Sepenuh hati deh dia ngikutin kegiatan dan ngerencanain masa depan organisasinya, selama dia menjadi anggota tentunya. Tidak jarang sampai udah jadi alumnus pun masih berusaha ngasi kontribusi dengan cara yang berbeda.
Mahasiswa bea siswa.
Kadang suatu yang menyenangkan jika kita bisa melakukan sesuatu yang menarik dan dibiayai oleh suatu lembaga, terlebih untuk keadaan negara seperti sekarang ini. Pemerintah yang ada memang sulit untuk diharapkan mensehjaterakan rakyatnya di bidang pendidikan. Maka bea siswa yang diberikan oleh suatu lembaga menjadi tumpuan harapan bagi banyak otak cerdas tapi kurang biaya. Ironinya mereka tentu saja dipaksa tunduk oleh kemauan lembaga yang memberi bea siswa tadi. Pemikiran pun tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan pemikiran yang berkembang di lembaga. Bea siswa menang tidak hanya satu jenis, tapi secara umum begitulah gembarannya.
Yang menyebalkan kadang banyak mahasiswa jenis ini yang sebenarnya tidak malu untuk memiskinkan dirinya! Jelas syaratnya penghasilan tidak lebih dari sekian, satu juta misalnya, dan dia sendiri saja sudah mendapat kiriman perbulannya setengah dari jumlah itu, eh masih berani ngajuin diri. Coba pikir secara logika sederhana aja, untuk mengirim kepada anaknya tentunya orang tua juga telah menyisakan untuk mereka sendiri, kebutuhan hidupnya. Jika yang dikirim sudah bisa hidup senang secara materi? Dan kemungkinan besar, mestinya kebutuhan orang tua lebih besar dari pada anak, karena mereka hidup berdua atau lebih, membayar ini itu yang tidak dibayar oleh anak yang nge kost!
Mahasiswa pindah-pindah.
Setiap semesteran berlalu menjelang, sudah beda lagi tempat kost-nya. Alasannya, biar makin banyak kenalan. Kost-baru teman baru, begitu katanya, meski tidak selalu berkesan. Kehidupan mahasiswa kan lebih banyak individualitasnya, kecuali mungkin di kampus dan teman se-gank senggol kost, atau sewilayah asal.
Yang lebih makan biaya dan menguras energi, waktu, pikiran dan emosi adalah mahasiswa pindah juruan. Ini masih menjadi penyakit di tahun-tahun pertama kuliah. Tidak jarang juga yang trekena penyakit ini mahasiswa yang udah bangkotan dan hampir lulus malah! Dari yang mulai sekedar pindah jurusan sampai pindah universitas sekalian. Dari yang merasa salah jurusan sampai yang memang target utamanya dari awal bukan universitas itu.
Baru segitu klasifikasi mahasiswa yang bisa aku pantau dan golongkan. Dan bagaikan kepribadian, setiap mahasiswa bisa jadi tergolong dalam beberapa pembagian tersebut.